Jumat, 16 Oktober 2015

Industri tas anyaman Plastik Kab. Ngawi telah dikenal di seluruh wilayah di Indonesia. Upaya inovasi dan pengembangan produknya untuk mengingkatkan nilai jual telah dilaksanakan. Pemilihan model, bahan baku dan warna menunjang upaya peningkatan kualitas produk yang di inginkan.
http://ponorogoukmcenter.blogspot.co.id/2015/10/tas-anyaman-kerajinan-khas-daerah-ngawi.html
Selain itu dengan bantuan bahan penunjang bentuk yang bisa di samarkan seperti kawat, bambu dan besi, serta pemilihan bahan baku yang sesuai bisa dihasilkan produk dengan bentuk desain dan hasil seperti barang mewah yang di pasarkan dengan nilai tinggi. Upaya ini bertujuan agar industry tas anyaman di ngawi bisa menaikkan segmen pasar yang pada akhirnya bisa menambah pendapatan pengrajin tas anyaman plastik.

Kegiatan  anyaman    adalah  kegiatan kriya yang paling tua ada di dunia. Semenjak zaman manusia purba hingga sekarang aktivitas ini masih saja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai model berkembang sesuai kebutuhan hidup mamusia. Dari aktivitas ini telah banyak dihasilkan perkakas dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kemudian dengan berkembangnya zaman dan teknologi telah digantikan fungsinya. Seperti  halnya  bentuk  anyaman  yang lain.   Dahulu anyaman  dibuat  dari bambu, daun pandan, pelepah pisang, atau enceng gondok. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini bahan baku yang digunakan telah berubah, bahan plastik lebih disukai. Kekuatan dan keleluasaan plastik mempermudah pembentukan desain tas anyaman pastik. Selain itu ketahanan plastik terhadap beban dan waktu lebih menguntungkan untuk digunakan.

Tas anyaman plastik berkembang di Kabupaten Ngawi, semenjak tahun 1990-an. Bentuk dan penjualan tas masih sangat sederhana. Dibuat untuk memenuhi kebutuhan membawa barang/belanjaan ke pasar tradisional menggantikan wakul/bakul, wadah yang biasa digunakan pedagang ketika berjualan atau berbelanja ke pasar tradisional. Karena nilai jual, bentuk dan model yang tidak berkembang, hasil yang diperoleh pengrajin pun tidak banyak menguntungkan. Selama krisis moneter berlangsung jatuhnya nilai uang mengakibatkan banyak pengrajin yang gulung tikar. Akibatnya hanya sedikit usaha ini dikembangkan. Pengrajin-pengrajin baru masih jarang yang mau mandiri mendirikan sendiri usaha ini. Sehingga ketika ada pengrajin yang mau mandiri untuk membuka usahanya sendiri pangsa pasarnya sangat terbatas sekali. Selain itu pola pikir pengrajin yang hanya mau mengerjakan model jenis tas yang lama merupakan hambatan dalam menjalankan peningkatan hasil produk ini.

Para pengrajin masih pesimis dengan target market dan tingkat kesuksesan penjualan mereka. Hal yang baru sangat susah untuk diterima oleh pengrajin. Ayaman mereka terhadap desain yang sudah laku dipasaran menjadi penghalang untuk pengembangan produk. Banyak argument yang mereka sampaikan “sitik ning mbanyu mili” yang artinya “sedikit tetapi berlanjut” kerap mereka ucapkan.

Dari sebagian hasil kegiatan ini terdapat beberapa poin yang bisa di simpulkan:
1.Untuk meningkatkan kesejahteraan dan nilai guna produk tas anyaman plastik perlu kreasi model dan perluasan pangsa pasar.

2.Sentuhan inovasi dan kreasi pada bahan baku, warna dan model ditujukan untuk menambah jenis poduk yang bisa di produksi.

3.Perlu pendampingan strategi pemasaran produk baru, agar pengrajin yakin tingkat kesuksesan segmen baru ini.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

CH & B Product

Archive

Tas produksi CahayaHafidza & Brother's kali ini di produksi dari bahan baku yang dulunya dipakai untuk anyaman kursi. Seiring ...
  • Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamu...
  • The Jali - jali HandBags by Cahaya Hafidza & Brother's adalah salahsatu kerajinan tangan Tas Anyaman Plastik , karya anak bangs...