Jumat, 16 Oktober 2015

http://ponorogoukmcenter.blogspot.co.id/
Siapa sangka, industri rumahan tas anyaman plastik bisa menembus pasar ekspor. Kerajinan anyaman asal Ponorogo ini, mayoritas dikerjakan ibu-ibu paruh baya, yang berada di mayoritas masyarakat pedesaan di Kabupaten Ponorogo sudah sejak lama, anyaman tasberbahan plastik tidak hanya dipasarkan dalam negeri tetapi sudah menembus ekspor.
http://ponorogoukmcenter.blogspot.co.id/
Murtini, salah satu pengusaha kerajinan tas anyaman plastik mengatakan, kebutuhan ekspor tas ini cukup besar dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan. Harga jual tiap unit untuk pasar lokal berkisar Rp 10.000 sampai Rp 75.000. Sedangkan untuk pasar ekspor, menembus Rp 14.000 sampai Rp 180.000.

“Ekspor tas biasanya ke Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Korea. Permintaannya lumayan tinggi, terlebih Jepang,” ujar Murtini.

Namun, kendala yang dihadapi saat ini adalah bahan dasar plastik. Stok yang tersedia kurang memenuhi, apabila pesanan meningkat. Meskipun demikian, dalam satu bulan, ia mampu memroduksi 15.000 sampai 20.000 tas plastik. “Sangat disayangkan sebenarnya, jika kerajinan ini tersendat gara-gara bahan bakunya,” imbuhnya.

Tidak hanya bahan baku yang menjadi kendala. Pengusaha muda ini juga kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Kesulitan tenaga kerja biasanya terjadi saat musim panen tiba. “Biasanya kalau musim panen tiba, pekerja lebih memilih bekerja di sawah. Pada hari biasa, sekitar 15 sampai 20 orang bekerja sebagai penganyam,” jelasnya.

Usaha ini sudah berjalan 15 tahun. Ide bisnis tas anyaman muncul ketika Murtini menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan tas anyaman di Jakarta. Awalnya, pengembangan bisnis ini terkendala modal. Ia berulang kali mengajukan bantuan kredit dan modal dari dinas terkait, namun tidak pernah ada realisasi.

Berbekal kegigihan, ia terus berkarya dan mengikuti berbagai pameran. Ke depannya, usaha tas anyaman ini masih memiliki prospek menjanjikan. Oleh karena itu, pihaknya harus melatih warga sekitar agar memiliki kemampuan membuat tas anyaman.

http://ponorogoukmcenter.blogspot.co.id/

http://ponorogoukmcenter.blogspot.co.id/

Mata pencaharian utama masyarakat adalah adalah petani. Usaha sampingan banyak dilakukan oleh para ibu diantarnya adalah sebagai pengrajin tas plastik. Berkembangnya usaha kerajinan plastik dimulai sejak 3 (tiga) tahun terakhir, yang cara pengembangannya melalui kegiatan perempuan terutama ibu-ibu. Transfer pengetahuan dan ketrampilan menganyam diperoleh pengrajin dari komunikasi personal antar personal dan belajar secara mandiri. Saling memberi dan membimbing antar anggota masyarakat ditingkat desa merupakan entitas sosial yang menggambarkan budaya gotong royong dan kesetaraan posisi sosial di masyarakat. Fenomena ini merupakan modal sosial dalam membangun ekonomi kerakyatan.



    Dari hasil identifikasi terhadap pelaku usaha yang ada,informasi yang didapatkan bahwa terdapat pengrajin tas anyaman plastik di Ponorogo yang sudah berjalan selama kurang lebih 3 (tahun). Dalam perjalanan usaha ekonomi produktif selama ini, para pengrajin dalam posisi yang “terpedayakan”, para pengrajin tidak  mempunyai posisi tawar dan kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Permasalahannya adalah ketergantungan bahan baku yang berupa bahan anyaman plastik yang dikuasai salah seorang pengusaha yang hanya satu  satunya terdapat di desa tetangga.

Para pengrajin diperkenankan membeli bahan dengan syarat produk kerajinan tas yang dihasilkan harus dijual ke pengusaha tersebut dan model dan harga yang ditentukan. Kondisi ini menjadikan pengusaha tersebut mendapat keuntungan dari dua sumber yaitu penjualan bahan plastik anyaman dan pemasaran hasil tas yang diproduksi pengrajin yang dibeli dengan harga relatif murah. Produksi tas yang dihasilkan pengrajin rata2 4 (empat) tas dalam satu hari. Pengrajin hanya mendapat selisih harga Rp.3000,- dari bahan baku (tanpa menghitung biaya tenga kerja). Dengan demikian dalam sehari pengrajin mendapat tambahan Rp. 12000,- Sungguh satu nilai yang tidak sepadan dibanding tenaga kerja yang dikeluarkan.


Dalam proses produksi anyaman tas, kemampuan dan ketrampilan pengrajin tidak diragukan lagi. Dari hasil pengembangan model selama ini ternyata pengrajin mampu memproduksi tas yang beraneka ragam,dengan model-model yang lebih menarik dibandingkan dengan model tas yang selama ini dibuat, yaitu tas untuk keperluan belanja kepasar.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

CH & B Product

Archive

Tas produksi CahayaHafidza & Brother's kali ini di produksi dari bahan baku yang dulunya dipakai untuk anyaman kursi. Seiring ...
  • Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamu...
  • The Jali - jali HandBags by Cahaya Hafidza & Brother's adalah salahsatu kerajinan tangan Tas Anyaman Plastik , karya anak bangs...